HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DI RSUD ULIN BANJARMASIN
DOI:
https://doi.org/10.36387/jiis.v2i1.85Keywords:
INA-CBG’s, Jamkesmas, diabetes mellitusAbstract
Masalah yang sering ditemukan dalam penyelenggaraan Jamkesmas adalah adanya perbedaan antara biaya riil dengan tarif paket INA-CBG’s pada pasien Jamkesmas pada instalasi rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh biaya obat terhadap biaya riil pada pasien rawat inap diabetes mellitus Jamkesmas di RSUD Ulin Banjarmasin.
Jenis penelitian adalah observasi analitik. Data diambil secara retrospektif dari berkas klaim Jamkesmas dan catatan medik pasien dengan kode INA-CBG’s E-4-10-I. Subjek penelitian adalah pasien Jamkesmas rawat inap diabetes mellitus tipe 2, sedangkan objek penelitian meliputi berkas klaim dan catatan medic pasien Jamkesmas diabetes mellitus di RSUD Ulin Banjarmasin dengan kode diagnose INA-CBG’s E-4-10-I periode Januari-Desember 2013. Analisis data dilakukan dengan one sample test untuk rata-rata biaya obat dengan biaya riil, uji korelasi untuk mengetahui hubungan yang mempengaruhi biaya riil. Penelitian yang dilakukan di RSUD Ulin Banjarmasin diperoleh data pasien sebanyak 27 pasien yang masuk data inklusi pada periode januari-desember 2013.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara biaya obat terhadap biaya riil pada pasien Jamkesmas rawat inap diabetes mellitus pada kode INA-CBG’s E-4-10-I diabetes mellitus tipe 2 dengan tingkat keparahan 1. Uji korelasi Spearman dilakukan untuk mengetahui hubungan biaya obat terhadap biaya riil sebesar 0,940. Persentase pengaruh biaya obat terhadap biaya riil sebesar 29,29%. Kesimpulannya semakin besar biaya obat pasien, maka semakin besar biaya riil yang harus dibayarkan oleh pasien.References
Aljunid, S.M. 2012, /Introduction to New UNU-CBG: Sub Acute and Chronic Disease, International Institute for Global Health, Bandung, 27 Februari- 3 Maret.
American Diabetes Association. 2012, ‘Diagnosis and Classification of DiabetesMellitus’, Diabetes Care, 35(1): 564-571, Diakses tanggal 15 Januari_2014,<35http://care.diabetesjournals.org/content/35/Supplement_1/S64.full.
Bootman, J. L., Townsend R. J., McGhan W. F. 2005, Principles of Pharmacoeconomic, third edition, 5-18, Harvey Whitney Books Company. United States of America.
Davis, T.M., Clifford R. M, Davis W. A, Batty K. D. 2005, ‘The Role of Pharmaceutical Care in Diabetes Management, Br J Diabetes Vascular Disease; 5: 352.
Harlina. 2011, ‘Evaluasi Biaya Riil Pasien Rawat Inap Jamkesmas dengan Tarif INA-DRG's dalam Rangka Penurunan Selisih Biaya Pelayanan di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya (Studi Kasus Diagnosis Diabetes Mellitus)’, Tesis, M.KM, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Surabaya.
Kementerian Kesehatana. 2010, Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jakarta; Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
MenKes. 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 903/Menkes/Per/V/2011, tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat, Jakarta; Menteri Kesehatan.
Mukti, A. G., Moertjahjo. 2007, Sistem Jaminan Kesehatan: Konsep Desentralisasi Terintegrasi, Magister Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta. Indonesia.
Rana, J. S., Tricia Y. L., JoAnn E. M., and Frank B. H. (2007). Adiposity Compared with Physical Inactivity and Risk of Type 2 Diabetes in Women. Diabetes Care, 30, 53-58.
Riewpalboon, A., Penkae P., Pongsawat K. 2007, ‘Diabetes Cost Model of a Hospital in Thailand, International Society for Pharmacoeconomics and Outcome Reserch (ISPOR), 223-230.
Tjokroprawiro, A. 2006, Hidup Sehat dan Bahagia bersama Diabetes, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Thabrani, Hasbullah. 2011. Sistem Pembayaran Fasilitas Kesehatan. Dalam Hatta (ed). Pedoman manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI- Press.