UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK KERANG TAHU (Meretrix meretrix) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus
DOI:
https://doi.org/10.36387/jiis.v3i1.109Keywords:
Zona hambat, Kerang Tahu, Staphylococcus aureusAbstract
Kerang tahu Pemanfaatannya tidak hanya sebagai sumber nutrisi, tapi dapat digunakan sebagai pengobatan antara lain antikanker, antimikroba, antioksidan, antiinflamasi, pengatur tekanan darah, pengatur kadar gula darah dan penurun kadar kolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hambat ekstrak kerang tahu (Meretrix meretrix) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan mengetahui konsentrasi yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Rangkaian percobaan adalah pengujian daya hambat dilakukan dengan menggunakan rancang eksperimen sederhana dengan 5 perlakuan dan 3 kali replikasi. Kerang tahu dibuat dalam bentuk ekstrak dengan metode maserasi menggunakan pelarut etil asetat. Ekstrak kerang tahu kemudian dibuat dalam seri konsentrasi 10%, 20% dan 30%, lalu dilakukan pengujian daya hambat dengan menggunakan metode paper disc diffusion.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak kerang tahu pada konsentrasi 10% mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan rata-rata zona hambat 2,023 mm, konsentrasi 20% rata-rata 2,3 mm dan konsentrasi 30% rata-rata 4,02 mm. Hasil dari uji ANOVA pada taraf kepercayaaan 0,05 diperoleh nilai F hitung 62,8539) > F tabel (3,48) yang menunjukkan perbedaan yang signifikan dari keempat kelompok perlakuan.
References
A.Gita Maulidyah Indraswari, dkk., 2014, Morfometri Kerang Tahu Meretrix meretrix Linnaeus, 1758 Di Pasar Rakyat Makassar. Berita Biologi 13(2) - Agustus 2014.
Apriandi Azwin, 2013, Karakteristik Kerang Lamis (Meretrix meretrix). (Skripsi). Bogor : IPB
Aris Munandar dan Sakinah Haryati, 2015, Aktivitas antibakteri ekstrak kerang lokan (Batissa sp.). Vol . 4 No. 1, Hal. 57-62.
Balcázar, J.L., I. Blas, I. Ruiz-Zarzuela, D. Cunningham,D. Vendrell, & J.L. Múzquiz., 2006, The role of probiotics in aquaculture. Veterinary Microbiol.,114: 173-186.
Blunt, J.W., B.R. Copp, M.H.G. Munro, P.T. Northcote, & M.R. Prinsep, M.R., 2006, Marine natural products. Natural roduct Reports, 23:26–78.
Davy and Graham, 1982, River and Coastal Zonation and Clasification. Blackwell Scientific Oxford. London
Darusman LK, Sajuthi D dan Sutriah K. Pamungkas D., 1994, Ekstraksi Komponen Bioaktif Sebagai Bahan Obat dari Karang-Karangan, Bunga
Karang, dan Ganggang di Perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu (Tahap II : Fraksinasi dan Bioassay). Jurnal Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian (10): 18-29
Depkes RI, 1989, Bakteriologi Medik. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Harborne JB, 1987, Metode Fitokimia. Bandung: Penerbit Institut Teknik Bandung. 345 hlm
Jakaria, Cecep., 2013, Aktivitas ekstrak methanol dari kerang lamis
(Meretrix sp.) Sebagai Antihipertensi. (Skripsi). Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB
Linnaeus, C., 1758, 12th Edition of Systema Naturae. Biodiversity
Heritage Library.
Noer IS dan Nurhayati L, 2006, Bioaktif Ulva reticulate Forskal Asal Gili Kondo Lombok Timur Terhadap Bakteri. Biotika (5): 45-60
Pelczar MJJr dan Chan ECS., 1998, Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: Universitas Indonesia Press. 443 hlm.
Rochmawati Ika, Muslimin Ibrahim, Reni Ambarwati., 2015, Aktivitas
antibakteri ekstrak kerang pisau (solen sp.) dan kerang simping (placuna placenta). Biosaintifika. Semarang Saraswati oki. U., 2015, Pengaruh
ekstrak serai wangi (cymbopogon nardus l. rendle.) sebagai antifungi
terhadap pertumbuhan Candida albicans in vitro. (Skripsi).Surakarta. Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret
Siswantoro, B., 2003, Biologi Populasi Kerang Putih (Meretrix meretrix) di Pantai Jenu Tuban. Fakultas Perikanan. IPB.