UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI FRAKSI AIR EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) PADA MENCIT JANTAN
DOI:
https://doi.org/10.36387/jiis.v2i1.82Keywords:
antiinflamasi, Apium graveolens L., apiin, karagenan, ED50Abstract
Tanaman seledri (Apium graveolens L.) memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi obat antiinflamasi karena kandungan senyawa glikosida flavonoid yaitu apiin sehingga digunakan fraksi air karena lebih mudah tertarik pada fraksi air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fraksi air ekstrak daun seledri sebagai antiinflamasi pada mencit putih dengan menggunakan metode induksi karagenan pada telapak kaki serta mengetahui nilai ED50. Pengukuran aktivitas antiinflamasi digunakan 5 kelompok perlakuan hewan uji, kontrol (+) digunakan kalium diklofenak 50 mg, kontrol (-) suspensi Na. CMC 0,5%, dosis I adalah 125mg/kgBB, dosis II adalah 250mg/kgBB dan dosis III adalah 500mg/kgBB. Dengan pengukuran setiap 30 menit selama 5 jam dengan alat pletismometer. Analisis data digunakan metode statistik One way ANOVAdengan tingkat kepercayaan 95% yang dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga dosis fraksi air ekstrak daun seledri memiliki aktivitas antiinflamasi. Pada menit ke-300 tidak terjadi perbedaan bermakna antara kontrol positif dengan dosis 500 mg/kgBB dengan persen inhibisi 86,04%. Dari perhitungan ED50 didapatkan hasil sebesar 100 mg/kgBB.References
Badan POM RI.2010.Acuan Sediaan Herbal. Jakarta:Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.Hal.37-39
Crozier A, Jensen E, Lean MEJ, Mc Donald MS. 1997. Quantitative analysis of the flavonoids content of commercial tomatoes, onions, lettuce, and celery. J Agric Food Chem 45: 590–593.
Dalimartha, S. 2000.Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal.171-177
Duke, JA. 1999. US. Department of Agriculture Phytochemistry and Ethnobotanical Database.
Departemen Kesehatan RI.2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal.10-11
Gard, Paul. 2001. Human Pharmacology, Chapter IX. 135. Taylor & Francis. London, New York.
Harborne,J.B.1987.MetodeFitokimia.Bandung:PenerbitITB.Hal.94,102, 155, 234-238.
Hertog MGL, Hollman PCH, Venema DP. 1992. Optimization of a quantitative HPLC determination of potentially anticarcinogenic flavonoids in vegetables and fruits.J AgricFood Chem 40: 1591–1598.
Kassahara S, Hemmi S. 1986. Medical Herb Index in Indonesia. Ed. ke-2. Jakarta : PTEisai Indonesia, dalam Makiyyah 2003
Kee, Joyce.L dan Hayes. Evelyn.R, 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Dr. Peter Anugrah (Alih Bahasa). EGC, Jakarta.
Laura, JP. 2007. Perbedaan lingkungan dan masa tanam seledri (Apium graveolens L.) terhadap senyawa bioaktif apigenin. Bogor:Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Lee, J.-H et al, 2007. Anti-inflammatory mechanisms of apigenin : inhibition of cyclooxygenase-2 expression, adhesion of monocytes to human umbilical vein endothelial cells, and expression of cellular adhesion molecules. Archives of pharmacal research, 30(10).
Markham,K.R.1988.CaraMengidentifikasiFlavonoid.Bandung:PenerbitITB.
Soedibyo,M., Dalimartha., S. 1998. PerawatanRambutdengan Tumbuhan Obat dan Diet Suplemen. Jakarta :Swada
